Maret 25, 2009

Terapi Dingin untuk Kanker


TEMPO Interaktif, Jakarta: Siapa yang tak kenal lagu Begadang yang dilantunkan oleh Rhoma Irama? Orang pun sadar maknanya, tapi barangkali kalau sudah terbiasa melek di malam hari, sulit keluar dari kebiasaan buruk tersebut. Apalagi jika menyangkut pekerjaan, seperti yang dilakoni oleh seorang pria berusia 60 tahun, yang kita sebut saja Wawan. Sejak muda ia doyan begadang. Kiprahnya sebagai juragan sate pun menuntut jam kerja hingga larut malam. Bahkan ketika kedainya sudah tutup, dia tak bisa langsung beristirahat. Dia harus mempersiapkan segala kebutuhan untuk esok hari.

Ditambah lagi, dia pun doyan menikmati daging kambing. Hampir saban hari, itulah santapan utamanya. Hingga suatu kali dia merasakan nyeri pada bagian kanan atas perutnya serta diiringi urinenya yang berwarna kecokelatan dan rasa mual yang tiada hentinya. Setelah memeriksakan diri ke dokter, Wawan terhenyak. Sebab, hatinya dinyatakan terinfeksi kanker. Dia pun tenggelam dalam penyesalan. Tetapi semuanya terlambat. Kini tinggal dia mencari jalan melawan penyakit tersebut.

Langkahnya di rumah sakit mempertemukannya dengan terapi yang tergolong baru untuk penanganan kanker, yakni terapi cryo atau dikenal juga dengan terapi pendinginan. Spesialis bedah Rumah Sakit Gading Pluit, dr Barlian Sutedja, SpB, menyebutkan, teknik ini merupakan pengobatan kanker atau jenis tumor dengan suhu ekstrem rendah hingga di bawah 100 derajat Celcius. Menggunakan jarum supermini yang mengandung gas argon dan ditusukkan via permukaan kulit, sel kanker diubah menjadi gumpalan es. "Biar tepat sasaran, pasien terlebih dahulu diperiksa dengan ultrasonografi atau CT Scan," dia menjelaskan.

Kemudian setelah dibiarkan membeku, menurut Barlian, dalam waktu 10 menit suhu tubuh dihangatkan kembali, tapi kemudian dibekukan lagi. Hal itu guna memastikan sel kanker dalam tubuh benar-benar musnah. Uniknya, gumpalan es sel kanker ini tidak lenyap, namun menetap di dalam tubuh. "Ini efek imunitasnya. Sel tubuh terangsang untuk membentuk antibodi," ujar dokter yang menjabat Direktur Utama RS Gading Pluit ini. Dalam terapi ini, para pasien tidak memerlukan pembedahan dan cuma dibius lokal. Biasanya operasi memakan waktu satu hingga satu setengah jam.

"Setelah diterapi cryo, kemudian dia melakukan terapi kemo," katanya seusai acara seminar mengenai pengobatan kanker di RS Gading Pluit, Jakarta, beberapa waktu lalu. Namun, dia menyatakan tidak semua sel kanker bisa ditangani lewat terapi dingin ini--tergantung ukurannya. Terapi ini hanya efektif melawan sel ganas yang berukuran 5-8 sentimeter. Untuk ukuran di atas 10 sentimeter, terapi ini tidak efektif dan ekonomis lagi. Apalagi untuk sekali terapi, biayanya berkisar Rp 15-20 juta.

Selain itu, terapi yang berkembang pesat di Tiongkok ini tak ampuh mengatasi tumor cair, seperti kanker usus dan darah. Terapi yang baru diterapkan kepada puluhan pasien di Indonesia ini tidak menjamin sepenuhnya membuat sel kanker terusir. "Kemungkinan timbul kanker kembali di tempat yang sama sebesar 11 hingga 12 persen," Barlian memperkirakan. Karena itu, perlu kombinasi dengan terapi kemo dan tetap dipantau lewat Magnetic Resonance Imaging (MRI) atau CT Scan, seperti dalam kasus Wawan.

Menilik sejarah, terapi dingin ini sebelumnya sempat tidak mendapat izin dari Badan Pengawas Makanan dan Minuman Amerika Serikat (FDA). "Saat itu masih banyak menimbulkan komplikasi," ujar Profesor Kecheng Xu dari RS Fuda Guangzhou Tiongkok pada kesempatan yang sama. Baru pada 1998, setelah mengalami perbaikan, terapi cryo mendapat pengakuan FDA. Di Negeri Tirai Bambu, hingga kini terapi itu sudah diterapkan kepada sekitar 4.500 pasien. Dari jumlah itu, sebanyak 1.700 kasus kanker paru-paru dan 1.500 kanker hati.

Di Indonesia, menurut keterangan spesialis radiologi intervensional, dr Terawan, saat ini angka penderita hepatitis B dan C cukup tinggi, sekitar 42.600 kasus per tahun. "Karena itu, besar kemungkinan ada peningkatan jumlah penderita kanker hati," katanya.

HERU TRIYONO

5 Keunggulan

1. Tidak ada tindakan pembedahan dan hanya dilakukan pembiusan lokal.
2. Terapi fokus pada sel kanker, sehingga meminimalisasi kerusakan jaringan lain.
3. Bisa dilakukan bersamaan dengan terapi kemo dan radiasi.
4. Efektif untuk menghilangkan kanker atau tumor berukuran di bawah 8 sentimeter.
5. Proses pembekuan merangsang respons imun pada sel kanker yang tersisa. l

0 comments:

Posting Komentar

tukeran link yuk,,,

Photobucket

Followers

About Me

Foto saya
"Hidup harus ada rencana, jangan biarkan hidup kita berlalu begitu saja tanpa ada rencana, kita butuh tumbuh dan meremajakan diri dan pikiran, agar menjadi manusia unggul. jangan biarkan kita membatu tanpa ada rencana dan cita-cita"

  ©Template by Dicas Blogger.